TULANG BAWANG – Ribuan massa dari pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tulangbawang mengepung dan merusak kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) setempat, Rabu, 26 Oktober 2016, sekira pukul 10.30 WIB.
Aksi perusakan terjadi buntut dari kekecewaan dan kekesalan pendukung pasangan calon yang tidak puas dengan hasil penghitungan suara pilkada yang dilakukan pihak KPUD setempat. Massa menilai KPUD tidak netral dalam menjadi pelaksana pilkada.
Awalnya, massa yang datang ke KPUD hanya berjumlah ratusan orang. Kehadiran mereka dihadang puluhan personil gabungan dari satuan Shabara, Reskrim, dan Brimob. Kedua kubu sempat saling dorong. Massa memaksa untuk masuk dan meringsek ke kantor KPUD.
Dalam simulasi pengamanan pilkada itu, koordinator lapangan Effendi meminta agar Ketua KPUD Tulangbawang Reka Punnata untuk hadir dan menemui pengunjuk rasa. Mereka meminta agar KPUD membatalkan penghitungan suara dan melakukan pemilihan ulang.
Karena massa semakin beringas, akhirnya pukul 11.00 WIB, Kapolres Tulangbawang AKBP Agus Wibowo, didampingi Kasat Shabara AKP Ladi langsung turun ke lokasi dengan naik mobil barakuda atau mobil antihuru-hara yang telah disiapkan untuk menghalau massa.
Dengan suara lantang AKBP Agus Wibowo meminta kepada pengunjuk rasa agar membubarkan diri dan tidak melakukan aksi anarkis. Teriakan dan perintah Kapolres Tulangbawang tidak diindahkan oleh pengunjuk rasa.
“Atas nama undang-undang saya perintahkan agar kalian mundur dan meninggalkan kantor KPUD. Kami akan menindak tegas,” teriak Kapolres.
Perintah Kapolres justru dibalas dengan aksi dorong dari para pengunjuk rasa. Mereka semakin nekat dan berani memukul dan mendobrak barisan blokade pasukan Shabara yang menjaga pergerakan pengunjuk rasa.
Tepat pukul 11.10 WIB, ribuan massa tambahan yang berasal dari beberapa kecamatan menyemut dan bergabung dengan ratusan massa yang sudah terlebih dahulu melakukan unjuk rasa.
Melihat situasi yang semakin ricuh dan tidak terkendali, akhirnya Kapolres memerintahkan untuk menembakkan gas air mata dan menyemprot massa dengan watercanon. Ribuan massa sempat cerai berai dan lari kocar-kacir.
Namun, sesaat kemudian massa kembali menyemut dan berkumpul. Kali ini, massa lebih beringas mereka melempari Kapolres dan barisan blokade keamanan dengan batu, kayu, dan air mineral. Aksi beringas membuat Kapolres untuk bertindak lebih tegas.
Pasukan Brimob berjumlah 40 personil dengan mengendarai sepeda motor dan bersenjata lengkap diperintahkan untuk menghalau massa dengan membentuk barisan blokade siap menembak ke sasaran pengunjuk rasa.
“Perhatian, saya perintahkan kalian untuk membubarkan diri dan meninggalkan tempat. Kami akan bertindak tegas dan siap menembak kalian,” kata Kapolres.
Sedetik kemudian, bunyi letupan senjata laras panjang bersahut-sahutan memberi peringatan agar massa membubarkan diri. Lagi-lagi, massa tidak menghiraukan peringatan dan tetap maju meringsek ke kantor KPUD.
Dor dor dor, rentetan tembakan diarahkan ke pengunjuk rasa. Saat itu juga tiga orang pengunjuk rasa tersungkur terkena tembakan. Baru setelah itu ribuan massa membubarkan diri dan lari tunggang langgang. Beberapa orang diamankan dan yang terluka tembak diangkut ambulans untuk dirawat. (Sb.c)