Gunawan Handoko : Yang Dibutuhkan Bukan Asrama, Tapi Beasiswa

LAMPUNG-Gubernur Lampung diminta untuk mengkaji kembali rencananya untuk membangun asrama mahasiswa di Surabaya, Jawa Timur. Pembangunan asrama tersebut di nilai tidak efektif karena hanya akan dihuni oleh beberapa mahasiswa saja. Pada kenyataannya tidak semua mahasiswa tertarik dan mau untuk tinggal di asrama yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah, karena berbagai pertimbangan.

Hal tersebut disampaikan Ketua harian Komunitas Minat Baca Indonesia (KMBI) provinsi Lampung, Gunawan Handoko menanggapi rencana Pemerintah Provinsi Lampung yang akan menggelontorkan dana sebesar 7 miliar rupiah dari APBD tahun 2016 untuk membangun asrama bagi mahasiswa asal Lampung yang menempuh pendidikan di Universitas 10 November Surabaya.

Gunawan Handoko menilai bahwa alasan Pemerintah provinsi Lampung untuk pengadaan asrama tersebut karena masih banyak mahasiswa asal Lampung yang berada di Surabaya belum tertampung dan memerlukan pondokan, sebagai alasan yang terlalu mengada-ada.

Gunawan justru balik bertanya, sejak kapan Pemerintah provinsi Lampung punya kewajiban untuk menanggung pemondokan bagi para mahasiswa yang kuliah di luar Lampung? Setiap orang tua yang memilih putra-putrinya kuliah ke luar Lampung tentu telah memperhitungkan segalanya, khususnya biaya kuliah dan pemondokannya.

“Jika Gubernur memang ingin menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan, akan lebih baik apabila diwujudkan dalam bentuk beasiswa bagi para mahasiswa yang berprestasi seperti yang dilakukan oleh pemerintah provinsi lai,”ujarnya.

Selain untuk memotivasi para mahasiswa, masih kata dia, sekaligus sebagai pengikat agar kelak jika telah selesai menempuh pendidikan akan kembali lagi untuk membangun Lampung. Terkadang kasihan menyaksikan anak-anak kita yang berprestasi, mereka hanya mlongo ketika menyaksikan teman-teman dari provinsi lain mengambil kiriman dana beasiswa.

“Contohnya pemprov Riau yang sampai tahun 2016 mampu memberikan beasiswa sebanyak 4.000 orang dan angka tersebut akan ditingkatkan menjadi 10.000 orang pada tahun 2017,”katanya.

Mantan aktivis pemuda ini juga minta agar keberadaan kaum muda, termasuk para mahasiswa harus dilihat sebagai asset bangsa yang perlu di bina secara terus menerus dan berkesinambungan. Jika memberangkatkan ratusan orang untuk ibadah Umroh saja bisa, mengapa untuk memberi beasiswa bagi para mahasiswa tidak sanggup? Untuk itu dirinya berharap agar lembaga DPRD provinsi Lampung bersikap pro aktif untuk menunda rencana pembangunan asrama tersebut, mengingat kondisi keuangan sedang tidak menggembirakan. Akan lebih baik jika sebagian dari dana tersebut diwujudkan untuk program beasiswa atau program lainnya yang lebih bermanfaat.(Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *