LAMPUNG SELATAN (PBO)-Kapolda Lampung Irjen Sudjarno mengajak ulama dan kalangan pesantren ikut menangkal bahaya radikalisme, komunisme, dan terorisme (RKT). Kapolda menilai pesantren merupakan basis terkuat untuk menangkal ketiga bahaya laten tersebut.
Ajakan tersebut disampaikan Kapolda saat berkunjung ke Pesantren Raudlotussolihin, Bumi Restu, Kecamatan, Palas Lampung Selatan, pada Kamis (10/3/2017).
Pada kunjungan silaturrahim tersebut, Kapolda juga meminta pada siswa SMA, aliyah, dan MTS Maarif agar jangan pernah terlibat dengan narkoba. Selain ke pesantren, Kapolda juga berkunjung ke bekas daerah konflik Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan.
Menurut pengasuh Pengasuh Pondok Pesantren Rauddlatussolihin, KH Soleh Bajuri, dari ketiga pesan Kapolda tersebut, yang paling penting untuk digarisbawahi adalah radikalisme dan terorisme.
“Keduanya muncul karena pemahaman yang sempit dan terpotong soal hukum Islam. Mestinya, ini jadi agenda bersama organisasi keislaman seperti Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia. Harapannya, organisasi seperti ini ikut memberi sumbangan pemikiran dalam menangkal RKT ini,” kata KH Soleh Bajuri.
Munculnya radikalisme, kata KH Soleh Bajuri yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung itu, karena salah menafsirkan ayat Alquran.
“Dalam Alquran memang disebutkan, selain yang menggunakan hukum Islam dinilai togut. Itu sebabnya hukum di Indonesia ini dianggap produk togut dan wajib diperangi. Ini penafsiran yang sepotong dan harus diluruskan bersama,”ujarnya.
kata KH Soleh Bajuri yang juga jebolan S3 Ahwal Syahsiyah Fakultas Ushuludin IAIN Raden Intan Lampung itu.(Rizki).
Sumber : Lampungpro.com.