Tegass…!!! Bupati Lamtim Chusnunia Ajak Petani Tolak Impor Singkong

LAMPUNG TIMUR- Bupati Lampung Timur, Chusnunia Chalim, mengajak masyarakat agar menolak impor singkong. Hal tersebut dikatakan bupati saat mengikuti aksi demo yang diadakan di Lapangan Brimob, Sukadana pada Rabu (22/12/2016)

“Petani singkong Lampung Timur! Ayo bersama saya menyatakan menolak kebijakan impor singkong nasional!” kata bupati Chusnunia.

Dalam aksinya para petani singkong dari berbagai sentra produksi di Kabupaten Lampung Timur meminta Pemda Kabupaten Lampung Timur memperjuangkan agar harga singkong tidak anjlok lagi pada 2017 mendatang. Mereka juga meminta masalah kelangkaan pupuk di tingkat petani segera diantisipasi agar usaha budidaya yang dilakukan petani berjalan lancer.

“Kami menuntut janji pemerintah daerah untuk mengatasi kelangkaan pupuk dan anjloknya harga singkong,” teriak Fauzi, coordinator lapangan aksi, melalui pelantang suara.

Teriakan itu disambut riuh para petani yang berkumpul di lapangan. Mereka datang diangkut truk- truk yang biasa dipakai mengangkut singkong dari lahan petani ke pabrik. Truk-truk itu diparkir di Lapangan Brimob Sukadana, beberapa meter dari lokasi massa berkumpul.

Truk-truk mulai memasuki lapangan sekitar pukul 08.00 Wib. Setiap truk mengangkut para petani singkong. Mereka membawa sepanduk bertuliskan tuntutan tentang kelangkaan pupuk dan kenaikan harga singkong.

Kehadiran truk-truk para petani dikawal anggota Polres Lampung Timur dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lampung Timur. Aksi mereka, atas nama konsorsium empat lembaga swadaya masyarakat, sudah terdaftar di Polres Lamtim.

Sekitar pukul 08.30 Wib, Bupati Lampung Timur Chusnunia dan Wakil Bupati Lampung timur Zaiful Bukhori, menghampiri masyarakat. Bupati Lampung Timur Chusnunia, Wakil Bupati Zaiful Bukhori, dan Asisten II Sekda Kabupaten Lampung Timur, Junaidi, didaulat warga untuk naik ke atas truk.

Setelah itu, masyarakat mendaulat agar aspirasi mereka dibacakan di hadapan para pemimpin di Kabupaten Lampung Timur. Fauzi, koordinator aksi, meminta izin untuk membacakan selembar kertas berisi dua tuntutan warga.

Seusai membacakan dua tuntutan, Fauzi memberikan pelantang suara kepada Bupati Lampung Timur, Chusnunia. Berpidato di hadapan warga, Chusnunia mengawali dengan mencerita soal kuoto impor singkong nasional. Chusnunia menegaskan, impor singkong salah satu penyebab turunnya harga singkong di tingkat petani.

“Kebutuhan bahan baku pabrik sudah tercukupi, singkong petani akhirnya ditolak,” kata Chusnunia.

Chusnunia kemudian mengajak masyarakat agar menolak impor singkong. “Petani singkong Lampung Timur! Ayo bersama saya menyatakan menolak kebijakan impor singkong nasional!” katanya.

Selain menolak impor singkong, Chusnunia juga menyampaikan bahwa Pemda Lampung Timur sudah mengupayakan untuk mendorong pemerintah pusat agar mendorong perusahaan-perusahaan untuk menampung singkong hasil penen petani. Pemda Lampung Timur, kata dia, sudah mengumpulkan perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten lampung Timur agar mau menerima singkong petani sesuai persyaratan mereka.

“Kalau ternyata perusahaan belum melakukannya, kita akan panggil perusahaan untuk menegaskan soal ini. Kita akan membuat komitmen dengan perusahaan. Kalau perusahaan tidak mau datang, kita yang mendatangi ke perusahaan-perusahaan itu,” kata Chusnunia.

Bupati Lampung Timur Chusnunia kemudian mengajak warga. “Kita bersama-sama mendatangi perusahaan itu!”
Kelangkaan Pupuk

Mengenai kelangkaan pupuk, Bupati Chusnunia mengatakan dirinya sebagai pribadi sangat kecewa. Pasalnya, secara pribadi Chusnunia sudah menyampaiakan soal kelangkaan pupuk langsung kepada Menteri Pertanian. “Menteri sudah menyanggupi akan mengatasi persoalan kelangkaan pupuk di Lampung Timur, tapi sampai hari ini belum,” katanya.

Sebab itu, Chusnunia menegaskan, jika aksi mendesak pemerintah pusat untuk mengatasi kelangkaan pupuk harus dilakukan ke Kementerian Pertanianian, Chusnunia bersedia bersama-sama petani se-Lampung Timur.

“Mari bersama saya mendesak pemerintah pusat agar mempercepat mengatasi masalah pupuk,” katanya (Hendra).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *