LAMPUNG BARAT- Bupati Lampung Barat Drs. Hi. Mukhlis Basri, M.M., meminta kepada pihak perusahaan listrik Negara (PLN) rayon Liwa untuk melakukan penataan kabel listrik yang tampak semerawut di dua titik seperti di depan perumahan dinas bupati yang juga gerbang Kebun Raya Liwa (KRL) serta di taman kota hamtebiu.Hal itu ditekankan oleh Bupati Lambar tersebut mengingat Pemkab Lambar saat ini fokus dalam penataan kota Liwa, sementara di dua titik tersebut terdapat jaringan kabel listrik yang tampak titak tertata sehingga tampak semerawut.
Bupati Lambar yang di dampingi oleh Asisten I,Asisten II, Kadis ESDM, Sejumlah kabag dan kabid serta kasat pol pp dan petugas dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), serta UPTD Kebun Raya Liwa (KRL) melakukan peninjauan pembanguna pagar dan gerbang KRL yang saat ini memasuki tahap finishing.
Saat peninjauan di dua titik tersebut, Bupati juga mengundang managemen PLN rayon Liwa, dan menyampaikan langsung harapan pemerintah daerah agar di dua titik tersebut, kabel jaringan listrik bisa lebih ditata bahkan meminta agar dilakukan pemindahkan tiang sehingga tidak menganggu keindahan taman yang ada. ”Ini kabelnya harus ditata, bahkan kalau bisa dibenamkan (ditanam) atau dipindahkan tiangnya, karena ini selain menganggu pemandangan karena tampak semerawut juga cukup berbahaya, karena posisi kabel yang cukup rendah,” ungkap bupati.
Bahkan bupati juga menegaskan, bahwa jika PLN rayon Liwa akan kesulitan terkait masalah anggaran, maka Pemkab Lambar yang akan mengupayakan untuk mengalokasikan dana guna penataan kabel-kabel tersebut.”Karena kondisi kabel-kabel ini cukup menangggu keindahan, terlebih fokus pemerintaha daerah saat ini kan salah satrunya penataan kota Liwa, sehingga harapannya ini benar-benar tertata, mulai taman hingga lain-lain, salah satunya terkait kabel-kabel ini,” ujarnya.
Kemudian dalam peninjauan tersebut Bupati masih melihat ada dua areal perkebunan kopi di lahan KRL yang masih digarap oleh masyarakat, bahkan bangunan gubuk tempat tinggal para petani tersebut tampak masih berdiri kokoh.
Melihat hal tersebut Bupati Lambar memerintahkan satuan polisi pamong praja (Satpol-PP) untuk mengambil langkah-langkah, terlebih pihak LIPI dan UPTD KRL sudah lama menginginkan tidak ada lagi petani yang menggarap lahan di dalam kawasan KRL, namun selama ini merasa segan dan khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jika melakukan pengusiran tanpa pengawalan dari pihak terkait.
”Itu kan aneh, KRL mulai dibangun malah membuka lahan lagi, jangan sampai ketika lahan yang mereka garap akan mulai dibangun terkendala karena masih ada mereka, sehingga ini harus jadi perhatian, apalagi pihak LIPI dan UPT KRL memang sudah lama menginginkan tidak ada lagi petani yang menggarap,” ujar bupati seraya menunjuk ke areal perkebunan kopi yang tampak terurus itu.
Lebih lanjut, Satpol-PP harus segera mengambil langkah, yakni dengan melakukan pendekatan secara persuasif kepada para petani tersebut, dan meminta agar meninggalkan perekebunan kopi yang mereka garap secara total artinya tidak kembali lagi ke kebun tersebut. ”Kalau tidak mau pindah ambil langkah lain, dan kalau sudah pindah batang-batang kopi itu langsung dilakukan penebangan, sehingga petani yang menggarapnya tidak kembali lagi, karena peringatan agar mereka meninggalkan lahan KRL itu sudah lama dilakukan dan sudah berkali-kali, jangan sampai itu menghambat proses pembangunan tersebut,” tegas bupati.
Menjawab permintaan bupati pihak Manager PLN Rayon Liwa Yus Octavian mengungkapkan, pihaknya akan berupaya unntuk terealisasikan harapan pemerintah daerah tersebut, dengan rencana selain akan memindahkan sejumlah tiang sehingga tidak menganggu pemandangan, juga aka nada sebagian kabel khususnya kabel hitam (kabel utama menuju Kabupaten Pesisir Barat) yang akan ditanamkan.
”Kebetulan disini ada dari distribusi (kantor PLN wilayah Lampung) sehingga mereka juga bisa langsung mendengarkan harapan pemerintah daerah. Untuk harapan tersebut tentunya akan kami upayakan, namun karena ini berkaitan dengan anggaran sehingga tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat,” kata dia.
Sementara itu, kepala Dinas Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Tri Umaryani, S.P, M.Si., mengatakan, pihaknya akan membahas lebih lanjut kepada pihak PLN terkait dengan harapan pemerintah daerah untuk dilakukannya penataan kabel khususnya di tiga titik tersebut. ”Karena ini soal anggaran, jadi kami akan membahasnya lebih lanjut dengan pihak PLN,” tegasnya.
Pada waktu yang bersamaan Kepala Satuan (Kasat) Pol-PP Lambar Burlianto Eka Putra, S.H., yang juga hadir dalam peninjauan tersebut menyatakan siap dan segera mungkin melaksanakan perintah tersebut. Bahkan menurutnya, Satpol-PP memiliki cukup personel untuk melakukan penebangan batang-batang kopi di lahan KRL yang masih tersisa.
”Tetapi kami akan melakukan pendekatan dulu dan meminta mereka pindah dengan membongkar gubuk mereka, saat ini memang hanya ada dua gubuk lagi dan dua lahan yang masih digarap oleh petani. Kalau misalnya mereka sudah pindah, maka personel akan diturunkan untuk melakukan penebangan,” pungkasnya.(Ismail/Iwan).