LAMPUNG TENGAH (Pena Berlian Online) – Semarak dan antusias warga Kecamatan Sendangagung, Kabupaten Lampung Tengah sangat tinggi dalam mengikuti helatan Coklat Kita Silaturahmi Budaya (Silabud) 2019 yang digagas oleh Coklat Kita bersama Ki Ageng Ganjur pimpinan Dr Saztrow Al Ngatawi.

Terlebih acara itu menggelar dialog kebangsaan dan sarasehan yang dikemas dalam bentuk dakwah dipandu alunan musik tradisional modern, menampilkan sejumlah talen religi ternama dipadu dengan talen lokal yang juga apik.
Helatan seni yang kental dengan syiar dan syair keagamaan kerja bareng dengan beberapa Pondok Pesantren diantaranya Ponpes Mafatihul Huda, Ponpes Miftahul Huda dan Ponpes Al Basyari dan beberapa Ponpes yang ada.
Rangkaian acara digelar sejak Kamis pagi (29/8) hingga malam hari di Lapangan Nawa Karya Sendangagung benar-benar-benar terasa menyentuh hati, sehingga ratusan sobat Coklat Kita dan warga pun tampak larut menikmati sajian demi sajian.

Turut hadir dalam acara tersebut diantaranya Camat Sendangagung, Agus Suratno, S.IP,.M.M, Forkopimcam, Habib Salim Jindan Al Athos, Habib Ahmad Haidar Al Babud, Habib Utsman bin Salim Al Jufri, Gus Nelil Ikhsan (Ponpes Mafatihul Huda), Ky Hunasin (Ponpes Miftahul Huda) Ustad Hamdan ( Ponpes Al Basyari), Ketua MWC-NU Sendangagung, Ansor-Fatayat NU, Kakam se-Kecamatan Sendangagung.
Seluruh rangkaian acara dimulai sejak Kamis pagi dengan menggelar senam sehat massal, berbagai perlombaan dan seribu Genjring. Sedangkan puncak acara pada malam hari ada penampilan Ki Ageng Ganjur pimpinan Dr Saztrow Al Ngatawi.
Dalam dakwahnya Dr Saztrow berharap, melalui gelaran Silabud ini bisa memperkokoh silaturahmi dari berbagai kalangan. Dikatakannya, budaya adalah sarana yang sangat ampuh untuk melakukan silaturahmi. Silabud merupakan bentuk dakwah seni agar masyarakat bisa memahami keberagaman cara berdakwah. “Begini cara kami berdakwah mengikuti para wali terdahulu,” kata Saztrow.
Sementara itu sajian musik religi terus mengalir menghibur penonton. Diiringi Dr Saztrow Al Ngatawi menjadi penyela di setiap tampilan dengan memberikan pencerahan tentang keagamaan dan wawasan kebangsaan lewat gaya dakwahnya yang mudah dipahami.
Tak hanya menyuguhkan pertunjukan musik, Silabud juga menyajikan pertunjukan seni payang pasir. Dua buah layar yang berada dikedua sisi panggung menampilkan kisah perjalanan syiar Islam melalui media lukisan pasir dan Dr Saztrow yang membacakan narasinya dengan penuh perasaan mengangkat tema religi.
Puncak acara Silabud ini ditutup dengan penampilan Sarah Saputri yang membawakan sejumlah lagu dan diakhiri dengan lagu Ku Tak Bisa milik Slank.
Sementara itu panitia acara, Nasuha, pria yang akrab disapa Uca, mengatakan selain kerja sama dengan Ponpes juga acara tersebut bekerja sama dengan karang taruna dan semua elemen masyarakat di Sendangagung.
Menurutnya, dipilihnya Kecamatan Sendangagung sebagai satu diantara tempat pergelaran Silabud, karena di Sendangagung cukup banyak pondok pesantrennya. “Sendangagung pada umumnya juga dikenal sebagai masyarakat yang Islami dan ini menjadi pilihan untuk diadakannya acara ini,” ujarnya. (iswan)

