Mesuji Lampung (PBO) – Sungguh miris kehidupan yang dijalani Teguh (59) warga Rt 02 Sungai Badak Kecamatan Mesuji, Kabupaten setempat.
Betapa tidak, bersama istri dan anaknya, Teguh terpaksa harus menjalani hidup di gubuk berukuran 4×5 dengan beratapkan daun nipah, separuh berdingdingkan terpal tambak. Kehidupan tersebut sudah berpuluh-puluh tahun mereka alami, demi membantu keuangan keluarga, Saat ini istri teguh, menjadi pedagang pempek, pecel dan model, (makanan ciri khas mesuji).
“Saya selama ini belum pernah menerima bantuan dari pemerintah, beberapa kali bantuan bedah rumah. Saat bantuan turun, saya pun berharap keluarga kami dapat bantuan. Namun, harapan selalu hampa.” Ujar Teguh dengan nada lirih. Saat ditemui digubuknya, Kamis (14/3/19)
Teguh pun berharap ada uluran tangan pemerintah ataupun dermawan yang bisa membantu mereka, memilik rumah layak huni.
Pada kesempatan itu, Teguh pun sedikit berbagi cerita, perjuangannya memenuhi kebutuhan sehari-hari Istri saya, dagang makanan pempek, pecel, tekwan. Saya ngangur, mau kerja berat badan sudah tidak mampu lagi.
“Untuk keperluan kebutuhan sehari hari gali lobang tutup lobang, itu pun istri saya yang mencari rezeki kadang-kadang dagangan nggak habis terjualkan.” Ungkapnya kepada Tim Media penaberlian.com sambil mengkerutkan raut wajahnya.
Lanjut Teguh, ketika turunnya hujan di sertai angin, dia tak kuasa dan hanya pasrah melihat air hujan masuk dari celah dinding gubuknya.
“Saat hujan turun air masuk ke dalam rumah dan membasahi semua isi rumah.
harapan saya cuma satu mas, adanya bantuan dari pemerintah maupun pihak lain untuk sekedar membantu kesulitan kami.” Pintanya sembari menetes airmata. (Hamid)
Editor: Mancar