Tapis Lampung Harus Mendunia Seperti Batik

BANDARLAMPUNG (PB)- Perhelatan akbar Tapis Evolution yang bakal dihelat di lapangan korpri, komplek kantor gubernur Lampung pada 11-12 Februari mendatang, diharapkan bisa jadi angin segar bagi para pengrajin.

Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Lampung, Joko Santoso mengatakan, dengan acara tersebut ke depan dapat membuat para pengusaha lebih serius untuk menggeluti bisnis tapis. “Karena pandangan bisnis tapis saat ini bisa dibilang gampang-gampang susah. Ditambah banyak pengrajin yang beralih ke profesi lain, karena sangat sulit menggantungkan hidup dengan hanya menjadi penyulam tapis,” kata Joko saat di hubungi, Kamis (19/1).

Sejauh ini, sambung dia, bahan baku tapis mulai dari benang, pengusaha membeli barangnya dengan import. Jadi dengan perhelatan acara ini diharapkan kedepan harus ada efek kepada pengrajin, sekaligus efek harga tapis itu sendiri. Biar seperti batik.

“Sehingga dampaknya upaya membangkitkan kembali industri tapis agar dikenal ke masyarakat luas bahkan manca negara, bisa terus digulirkan setiap ada acara yang berkaitan dengan Lampung,” ungkap Joko.

Apalagi, imbuhnya, batik dan tapis sama-sama kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak lama. “Coba kita lihat saja batik, tidak hanya popular di Indonesia saja, tapi sudah dapat dijumpai di negara-negara lain di dunia seperti Malaysia, Thailand, India bahkan Afrika,” jelasnya.

Joko mencontahkan, seperti layaknya batik, kain tapis pun bisa menembus pasar internasinol apabila terus dilestarikan, dan terus berkarya dengan imajinasi seni modern, serta lebih sering diperkenalkan ke seluruh kalangan, wilayah, terlebih ke manca negara.

“Seperti batik namanya sudah merangkak naik. Tapis juga bisa seperti itu, jika kedepan selalu dilibatkan dalam semua acara. Kalau perlu semua pejabat di Lampung ini pakai kopiah dengan motif tapis, kalau bukan kita yang menggerakan siapa lagi,” terang Joko.

Apalagi belum lama ini, Tapis Lampung Mendunia yang dikenakan perenang Yessy Yosaputra, karena menuai banyak pujian. Bahkan beberapa media internasional, seperti BBC menyebut kontingen Indonesia sebagai tim dengan penampilan paling megah di upacara pembukaan dunia olahraga tersebut.

Tapis Lampung dianggap sebagai salah satu kerajinan tradisional, karena semua peralatan yang digunakan masih sederhana dan dikerjakan secara manual oleh si pengrajin. Tentunya peran generasi muda yang ada di Lampung bisa diarahkan untuk kemudian diaplikasikan dalam proses bentuk kerajinan tangan.

“Karena anak-anak muda saat ini butuh arahan dan bimbingan. Pemerintah yang membuat atau mengarahkan. Saya pikir acara Tapis Evolution ini sudah benar, bisa menstimulan kembali gairah anak-anak muda Lampung. Tentunya, saya harap kerajinan menyulam tapis bisa kembali dimasukan kedalam kurikulum pendidikan, bukan hanya kegiatan yang hanya ada di luar. Sosialisasinya juga lebih ditingkatkan lagi. Kalau bisa, ada iklan disetiap jalan utama. Seperti halnya festival kopi beberapa waktu lalu,” tutup Joko. (Ivan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *