SIGER merupakan salah satu lambang adat budaya Lampung yang merupakan mahkota lambang kesempurnaan yang diletakkan di kepala.
Siger adat Lampung selama ini dikenal terdapat tiga macam, masing-masing Siger Sembilan, Siger Tujuh dan Siger Lima dari dua jurai masyarakat Lampung yaitu pepadun dan saibathin yang semua memiliki makna dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Lampung.
Saat ini seluruh masyarakat Lampung khususnya masyarakat adat harus memperhatikan kelestarian budaya yang ada, karena jika tidak, menurutnya, eksistensi budaya Lampung bisa terancam dimasa yang akan datang.
Selain siger, Lampung memiliki seratus lebih sarana adat yang memerlukan perhatian khusus, seperti memiliki empat payung yang berwarna putih, merah, kuning dan hitam, kereta kencana rato, jepana dan sarana adat lainnya seperti punduk.
Punduk menurutnya adalah sarana adat seperti keris yang melambangkan alat perdamaian, bukan alat perang. Dia menjelaskan, salah satu contoh punduk digunakan jika seseorang mengantar salah yang bertujuan mengaku salah dan meminta perdamaian.
Kebesaran kesultanan Lampung memang tak banyak diketahui. Akibatnya, kebudayaan Lampung tak berkembang, bahkan bisa semakin pudar. Oleh karenanya dia berharap seluruh masyarakat Lampung khususnya masyarakat adat menjadi gugus terdepan dalam pelestarian budaya Lampung.
Budaya bisa mengangkat Lampung menjadi lebih makmur dan sejahtera, seperti budaya Sakai Sembayan misalnya, mendorong masyarakat Lampung senantiasa menjaga sikap kebersamaan dan tolong menolong dalam kebaikan.
Dengan membangun Kedatun Keagungan Lampung pada 1995 di Sultan Haji Bandar Lampung yang dipenuhi berbagai sarana adat, benda-benda budaya Lampung.
Kedatung Keagungan dibangun untuk mengingatkan tingginya budaya Lampung yang penuh nilai-nilai luhur dan semoga generasi penerus Lampung mampu mengambil nilai-nilai luhur budaya nenek moyang yang telah ditanamkan terdahulu. (Sumber : lampungpagi.com)