Selama 3 tahun merawat dan menjaga istri tercinta jauh dari sanak keluarga

Samarinda, (Pena Berlian Online) , Sepenggal Cerita Pilu bapak (ET 69 th) warga yg beralamat Bunyu Barat, jalan bangsal tengah RT9, kecamatan Pulau Bunyu Kab Bulungan Provinsi Kaltara.17/12/2022

Tepatnya tiga tahun yang lalu istri saya yg bernama Aria (58 Th) menurut hasil pemeriksaan dokter di rumah sakit Tarakan Kaltara mengidap penyakit Kangker Payudara.

Keluarga Pak (ET) tergolong dari warga yang kurang mampu, maka Pak (ET) mengunakan BPJS kesehatan, untuk mengobati sakit yg di derita oleh istrinya.

Dengan berbekal BPJS kesehatan, maka Pak (ET) mengantarkan istrinya berobat ke rumah sakit terdekat dari tempat asal yaitu Rumah Sakit di Kota Tarakan provinsi Kalimantan Utara.

Namun Dengan expresi wajah agak sedih pak (ET) mengatakan kepada (awak media), “Pihak Rumah sakit Kota Tarakan pada waktu itu tidak terkoneksi dengan BPJS Kesehatan Kab Bulungan tahun 2020 yang lalu, padahal Rumah sakit Tarakan Sudah punya Fasilitas Kemo Terafi untuk pasien Pengidap Kanker payudara”, ceritanya.

“Saya terpaksa bawa istri berobat ke rumah sakit Wahab Syarani Samarinda Kalimantan timur, saya hanya berdua saja di kota Samarinda ini pak, gak ada sanak keluarga maupun saudara semua keluarga besar ada di Pulau Bunyu “, ujarnya.

“istri saya harus di Kemo terus pak ujarnya kepada awak media, perobatan untuk istri saya juga ditanggung BPJS Kesehatan, namun tidak semuanya di tanggung , jika ada obat yg tidak tersedia di rumah sakit, maka saya harus membelinya di apotik luar dan itu saya membayar pribadi”, keluhnya.

“seperti kemarin contohnya 16/12/2022 Saya harus menebus obat dari apotik luar seharga Rp.1,200,000 cukup berat buat saya pak, selama kurang lebih 3 tahun saya hidup begini di Samarinda berdua saja bersama istri tanpa ada sanak keluarga yg bisa besuk, karna keterbatasan ekonomi keluarga kami”, ceritanya.

“jika istri saya tidak ada jadwal Kemo terapi maka kami, berdua tinggal di rumah singgah etam jalan delima yg di kelola oleh ibu Mala Samarinda”, tambahnya.

“Saya sangat berterima kasih serta bersyukur bisa terbantu dengan adanya Rumah singgah yg berada di jalan Delima, sampai sekarang jika tidak ada jadwal Kemo Terapi kami tinggal di rumah singgah Etam”paparnya.

“Saya beserta istri memohon perhatian dan bantuannya kepada Pemda Kalimantan Utara, cukup berat rasanya saya dan istri menjalani kehidupan selama berada di Samarinda”, pintanya.

“Mohon kepada bapak Kepala Kampung Bunyu Barat, pak Camat pulau Bunyu, Pak Bupati Bulungan dan anggota Dewan kab Bulungan serta pak Gubernur Kalimantan Utara mau membantu meringankan Beban kami ini, kami mohon Pemda provinsi Kaltara mau mengulurkan bantuannya dan mau melihat keadaan kami yg jauh dari sanak keluarga dan serba Terbatas karna saya tidak lagi bisa melaut”, pungkasnya(hdw).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *