Jakarta ( Pena Berlian Online)- Ketua Umum ( Ketuam), Dewan Pimpinan Pusat ( DPP), Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia ( PWDPI), M.Nurullah RS, menyampaikan ucapan duka dan doa kepada para korban gempa di Kabupaten Cianjur yang terjadi pada Senin siang (21/11/2022).
Gempa berkekuatan magnitude 5,6 skala Richter telah menimbulkan korban jiwa puluhan orang meninggal dan ratusan luka-luka serta kerusakan bangunan rumah dan fasilitas umum. Jumlah korban jiwa masih terus bertambah karena evakuasi masih berlangsung.
“Turut berduka cita atas terjadinya bencana gempa berkekuatan 5,6 skala Richter di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada hari Senin siang, dengan pusat gempa di sebelah barat daya Kabupaten Cianjur. Kami doakan agar seluruh warga masyarakat yang menjadi korban bencana ini dan terdampak gempa diberi kekuatan dan ketabahan menghadapi cobaan ini,” kata, M.Nurullah RS, pada Senin (24/11/2022).
Ketum PWDPi mengatakan berdasarkan berita yang beredar yang disampaikam oleh, Bupati Cianjur, Herman Suherman, hingga Senin sore jumlah korban meninggal mencapai 56 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 40 korban meninggal adalah anak-anak. Jumlah korban meninggal diperkirakan masih terus bertambah karena masih banyak korban yang belum dievakuasi. Sementara jumlah korban luka-luka mencapai 700 orang. Korban meninggal dan luka-luka tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Cianjur.
“Kita bayangkan kejadiannya pada siang hari, dan warga tinggal di rumah-rumah yang tidak tahan gempa, begitu gempa, ya langusng ambruk,”tegas M.Nurullah yang juga sebagai Owner Media Duta Lampung dan Pena Berlian group yang telah memiliki Perwakilan di 34 provinsi di Indonesia.
Ketum PWDPI, Nurullah mengaku, ikut prihatin dengan banyaknya korban yang terus bertambah akibat bencana gempa di Kabupaten Cianjur. Untuk itu, dia mengatakan agar semua pihak saling bahu membahu untuk melakukan evakuasi korban dan memberikan bantuan kepada korban terdampak gempa.
“Saya juga udah kerahkan pengurus PWDPI yang ada diseluruh Indonesia segera melakukan penggalangan dana untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan para korban terdampak gempa,” ujarnya.
Dia juga meminta warga masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan sebagai antisipasi bila terjadi gempa susulan. Di sisi lain, BMKG pun harus segera memberikan warning secepatnya sehingga warga masyarakat bisa melakukan antisipasi.
Keum PWDPI menambahkan, berdasarkan informasi yang ia dapat, sebagian besar korban meninggal dalam bencana gempa yang terjadi pada beberapa hari lalu, karena bangunan rumah yang tidak tahan gempa.
“Oleh karena itu, begitu pentingnya membangun rumah tahan gempa terutama di daerah rawan gempa. Kawasan Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, hingga Bandung secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif atau jalur gempa. Memang sudah harus dipertimbangkan untuk mendirikan bangunan tahan gempa di daerah yang rawan gempa,” pungkasnya.(Harjono).