BANDAR LAMPUNG ( PENA BERLIAN ONLINE)- Warga korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus ditangani di sejumlah rumah sakit daerah setempat maupun relawan dari berbagai daerah. Akan tetapi kemampuan rumah sakit dan tenaga medis cukup terbatas, karena bangunannya ikut diguncang gempa 7 skala richter (SR) pada Minggu (5/8) lalu.
Begitulah cerita dari salah satu relawan tenaga medis yang dikirim oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung, dr. Relly Reagen. Ia menceritakan, para dokter-dokter yang dikirim untuk membantu korban gempa sempat kewalahan menangani pasien yang jumlahnya sangat membludak. Namun setelah tim medis dari berbagia daerah berdatangan barulah penanganan pasien dapat lebih baik.
“Waktu kami tiba sudah sangat penuh, menumpuk, banyak pasien yang dirujuk dari puskesmas ke RSUD, karena puskesmas pada hancur juga,” kata reagen, pada Senin Malam (13/8/2018).
Menurut Reagen, rata-rata korban adalah pasien yang luka-luka dan patah tulang. Ada juga yang cidera kepala. Dia juga mengatakan tidak ada pasien yang dirawat di dalam ruangan. Tenda darurat dibangun di halaman rumah sakit. Di dalam tenda itu semua pasien dirawat ditangani.
“Pasien yang dirawat rata-rata mengalami luka parah akibat tertimbun runtuhan bangunan. Anak-anak hingga lansia, menggunakan fasilitas seadanya,”ungkap Reagen.
Dari Provinsi Lampung, masih kata dr.Reagen hannya Kota Bandarlampung yang mengirimkan relawan tenaga medis ke-Lombok untuk ikut serta peduli terhadap korban gempa.
“Dari Lampung, hannya Pemkot Kota Bandarlampung yang mengirimkan relawan tenaga medis untuk membantu korban gempa di Lombok. Kedatangan kami kesini adalah panggilan jiwa,”kata reagen.
Terpisah seperti kita ketahui, Pemkot Bandar Lampung mengirim lima dokter dan 15 perawat untuk membantu korban gempa Lombok, NTB. Pemkot juga memberi bantuan Rp500 juta.
Hal itu disampaikan Wali Kota Bandar Lampung Herman HN usai memberi pengarahan kepada tim yang akan berangkat ke Lombok, di ruang rapat wali kota setempat, Rabu (8/8/2018).
Selain 20 tenaga medis, Pemkot juga mengirim masing-masing dua personel dari BPBD dan Dinsos Kota Bandar Lampung. Tim yang akan dipimpin Asisten I Sukarma Wijaya itu akan berangkat pada Kamis (9/8/2018) pagi dari Bandara Raden Intan II. Tim tersebut akan berada di Lombok selama delapan hari.
Herman HN mengatakan bantuan Rp500 juta berasal dari dana tak terduga. “Tapi dalam bentuk barang, nanti semua beli disana, kalau beli disini terlalu jauh,” kata Herman HN.
Selain obat-obatan, barang yang akan diberikan kepada korban disana adalah sandang dan pangan. “Ya seperti selimut, sarung, kecap, telor, air, itu yang diperlukan, makanan, seperti beras, mie, beras yang baik, jangan yang jamuran, sama saja bohong,” kata dia.
Dia juga berpesan kepada tim yang diberangkatkan ke Lombok agar benar-benar menjalankan tugas kemanusiaan ini tanpa mengharap pamrih.
“Terima kasih partisipasi dokter, perawat dan tim yang akan melaksanakan tugas membantu masyarakat di Lombok. Mereka membutuhkan bantuan uluran tangan kita agar masyarakat disana aman tentram dan sehat. Saya yakin tenaga bapak ibu tim ini sangat bermanfaat untuk melaksanakn tugas mulia ini,” kata dia.
Dia juga berpesan kepada tim yang berangkat agar menjaga kesehatan masing-masing. “Asisten bidang pemerintahan (Sukarma Wijaya) saya perintahkan jadi koordinatornya. Saya minta para perawat, dokter dan tim ini diberi bekal uang ya, bila perlu ditambah, tinggal telepon saja,” kata Herman HN.(Red).