Bandar Lampung(PBO)- Kantor manajemen Gojek di Jalan MH Thamrin, Kelurahan Gotong Royong, Bandar Lampung, dirusak sekelompok orang , Selasa (12/09).
.
Untuk mendinginkan suasana, Polresta Bandar Lampung mengundang kedua kelompok untuk melakukan mediasi. Namun, mediasi yang berlangsung tertutup selama tiga jam itu berakhir deadlock. Ketua Satgas Pokbal, Arif, mengaku pihaknya enggan menandatangani kesepakatan hasil mediasi karena dinilai merugikan mereka. “Yang jelas kami minta (Gojek) ditutup karena belum ada izin,” ujarnya.
.
Arif membantah anggotanya melakukan penimpukan batu ke kantor Gojek. Ia belum bisa pastikan apakah pelaku penimpukan adalah anggota Pokbal atau bukan. .
Sementara perwakilan manajemen Gojek pusat, Wisnu, memilih bungkam. Tidak ada pertanyaan yang dijawab, baik soal polemik, legalitas perizinan dan hasil mediasi.
.
Kabag Oprasional Polresta Bandar Lampung, Kompol Sarpani, mengatakan mediasi bersifat silaturahmi guna meredam amarah dari kedua belah pihak. Mediasi akan diteruskan untuk menemukan formula teknis di lapangan antara Gojek dan Pokbal. Kompol Sarpani menegaskan akan menindaklanjuti perusakan kantor Gojek Bandar Lampung.
.
Terpisah, Walikota Bandar Lampung Herman HN, meminta anggota Pokbal bergabung ke ojek online seperti Grab atau Gojek. Menurutnya, langkah ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mengakhiri keributan antara Pokbal dan ojek online, khususnya Gojek. Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Bandar Lampung, Pola Pardede, mengatakan operasional transportasi online terganjal izin di daerah.
.
“Kemarin ada keputusan MA kalau izin memang dari Kemenhub, tapi untuk izin operasional ada di daerah. Nanti kita coba koordinasikan dengan kawan ojek online dan Pokbal, supaya ojek online ini bisa berjalan dulu,” kata Pola.(Red)
2017-09-13