LAMPUNG TIMUR (PBO) – Wat-Wat Gawoh ( ada-ada saja) tingkah oknum Ketua IBI Kabupaten Lampungtimur, Siti Wahyuni, mungkin karena kalut sejumlah kasus dugaan pungli yang menimpanya, dia mememerintahkan pengurusnya untuk melacak istri pimpinan media ini yang diduga salah satu bidan yang tugas di kabupaten setempat.
Terungkapnya kejadian tersebut, atas pengakuan sejumlah anggota IBI, saat menghubungi pihak redaksi Pena berlian Online. Narasumber menceritakan, akibat pemberitaan yang beredar selama ini terkait dugaan sejumlah kasus pungutan liar Ketua IBI mendadak mengumpulkan para anggota IBI di salah satu tempat Kota Metro, untuk melacak keberadaan tempat tugas sang istri pimpinan redaksi media ini.
“kami diperintahkan untuk mencari keberadaan istri Pimpinan Redaksi Pena Berlian. Dikira istri Pimred Pena salah satu bidan yang tugas di Lampungtimur. Foto istri Pimpinan Redaksi Pena yang ada di foto profil fb dicetak bannyak dan dibagi-bagikan kesemua anggota IBI untuk mencari keberadaan bidan yang mirip istri Pimred Pena,”ungkap salah satu anggota IBI yang minta dirahasiakan idetitasnya, pada Minggu (18/6/2017).
Narasumber mengatakan, ketua IBI mengira istri pimpinan media inilah yang selama ini telah membeberkan dugaan kasus pungli yang ada di IBI Lampungtimur.
“Ketua IBI Siti Wahyuni, mengira istri pimpinan media Pena Berlian itu salah satu bidan yang tugas dilampungtimur yang telah membongkar kasusnya,”katanya.
Terpisah, seperti kita ketahui pada berita sebelumnya, Ketua IBI Lamtim diduga kuat melakukan pungutan liar. Modus yang dilakukan oleh oknum Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Kabupaten Lampung Timur, (SW), dengan dalih untuk biaya sejumlah kegiatan, baik uang wajib bulanan anggota IBI maupun acara kunjungan kerja, oknum Ketua IBI diduga bisa meraup keuntungan ratusan juta rupiah setiap tahunnya.
Terpisah, menurut salah satu narasumber yang minta dirahasiakan idetitasnya mengatakan, dana iuran anggota profesi Ikatan Bidan Indonesia, kabupaten setempat, dinilai tidak transfaran dan terkesan membodohi anggotanya.
Pasalnya, masih kata narasumber, tarikan dana yang dilakukan oleh oknum ketua IBI hingga saat ini tidak jelas kegunaannya. Bahkan kata dia hingga saat ini IBI Lamtim belum juga ada kantor atau gedung untuk orhanisasi tersebut.
“Padahal kami setiap bulan ditarik iuran dana rutin sejumlah Rp25 ribu. Coba jika dikalikan anggota IBI sejumlah 790, kali satu bulan dan per-tahun, maka jumlahnya bisa kita ketahui mencapai Rp237 juta,”ungkap narasumber.
Narasumber juga menceritakan, jika anggota IBI Lamtim juga setiap tahun ditarik dana sejumlah Rp500 ribu/anggota.
“Tarikan tersebut sudah berjalan selama 4 Tahun pak. Dari jumlah setahun saja jika dikalikan Rp500 ribu X 790 orang dan kali 4 tahun maka hasilnya bisa mencapai Rp1,5 miliar. Namun anehnya hingga saat ini kami belum ada bangunan untuk kantor IBI. Jadi kemana anggaran sebesar itu selama ini,”tegasnya.
Selain itu, narasumber juga menceritakan jika setiap pembuatan atau pengurusan surat rekomendasi dan registasi bidan setiap anggota dikenakan biaya antara Rp150-400 ribu/bidan. Namun masih kata sumber berita hingga saat ini uang adminitrasi yang diminta tidak jelas untuk apa kegunaannya.
“Parahnya lagi pak, untukjalan-jalan ke Batam kami juga dimintai sumbangan oleh ketua IBI sejumlah Rp50 ribu/bidan. Jika dikalikan bidan yang ada sejumlah 790 anggota maka ketua kami bisa dapat uang sejumlah Rp39 juta lebih,”katanya.
Narasumber juga menambahkan, tidak cukup sampai disitu, oknum ketua IBI juga selalu minta bantuan jika ada kegiatan diProvinsi Lampung antara Rp150-300/bidan.
“Belum lagi jika ada kegiatan di provinsi semua anggota IBI juga dimintai sumbangan berkisar Rp150-300 ribu/anggota pak,”ujarnya.
Halsenada juga diungkapkan oleh salah satu narasumber yang enggan ditulisnamanya, membenarkan jika anggota IBI Kabupaten Lampungtimur selalu dimintai sumbangan oleh para pengurus.
“Informasi itu betul pak, kami angota IBI Lamtim, sebentar-bentar dikenakan iuran untuk ini dan itu,”ujarnya singkat.
Dalam pemberitaan edisi yang lain juga, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabapten Lampung Timur, Siti Wahyuni, S.ST.M.Kes, diduga buka borok sendiri. Dia mengakui telah melakukan pungutan terhadap angotanya sejumlah 640 orang untuk sejumlah kegiatan pada organisasi profesi yang dia pimpin.
Hal tersebut, terungkap melalui surat klarifikasi Nomor, 1290/PC-IBI/L-Tim/VI/2017, pada Senin (5/6/2017).
Siti Wahyuni membantah jika pungutan tersebut dikatagorikan pungutan liar (Pungli ) ,karena masih kata dia pungutan tersebut sudah berdasarkan musyawarah.
“Angota Ibi cabang lampung timur berjumlah 640 orang.semua pembiyayaan yang ada di organisasi sudah di atur dalam AD-ART dan petunjuk pelksanaan organisasi IBI” kata Siti Wahyuni.
Siti Wahyuni juga mengkui, jika dirinya telah melakukan pungutan, uang gedung kepada seluruh angotanya dengan alasan berdasarkan hasil musyawarah ketua ranting yang terdiri dari perwakilan. Dia juga mengelak jika pungutan tersebut, dilakukan setiap tahun, melainkan hanya ditarik satu kali selama menjadi angota IBI .
“Iuran gedung hanya ditarik satu kali selama menjadi keangotaan IBI dan proses pembangunan gedung didasarkan hasil musyawarah yang dihadiri oleh perwakilan dan ketua ranting “bantahnya.
Ketua IBI Juga, lagi-lagi dalan surat klarifikasi mengakui jika diri nya telah melakukan pungutan untuk perjalanan ke Batam, Kepulauan Riau (Kepri), dalam rangka untuk mengikuti rapat kerja Nasional (Rakernas).
Bahkan tudingan bahwa dirinya sering melakukan pungutan untuk sejumlah kegiatan di Provinsi Lampung, Ketua IBI juga mengakui akan hal tersebut. Secara terang-terangan melalui surat klarifikasinya dia mengaku sering melakukan kegiatan dalam rangkan menghadiri sejumlah acara.
“Kegiatan di provinsi dalam rangka mengikuti Wordshop , seminar, rakerda, untuk meningkatkan kapasitas bidan sebagai pelayanan profesional dan penarikan iuran wajib dan iuran lain dilakukan melalui proses musyawarah yang disepakati oleh ranting sebgai perwakilan angota dan pengurus cabang Kabupaten Lampung Timur,”elaknya.(Tim).