Pemalang, (Pena Berlian Online) 23-6-2023. Diskoperindag Pemalang selaku penyelenggara pelatihan membatik teknik Ekoprint di Desa Wonokromo Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, ditutup pada, 23-6-2023.
Hadir KKN Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Perwakilan dari Diskoperindag Pemalang, untuk menyaksikan penutupan pelatihan 30 peserta Warga Desa Wonokromo oleh Kepala Desa Imron Asnawi.
Pelatihan membatik dimulai pada tanggal 19-6-2023 dan ditutup pada tanggal 23-6-2023 dengan menerima sertifikat yang dikeluarkan dari Diskoperindag Pemalang.
Kepala Desa Wonokromo, Imron Asnawi menyampaikan bahwa pelatihan ini diawali dengan Musrembang tingkat desa, dilanjutkan tingkat kecamatan, barulah sejak lima hari lalu terealisasi.
“Kami dengan tulus menyampaikan terimakasih, karena 30 peserta pelatihan sampai lima hari tidak berubah jumlahnya. Artinya bisa menyerap pengetahuan membatik dengan baik. Semoga peserta pelatihan mampu mandiri, syukur-syukur bisa merekrut tenaga kerja lebih banyak,” ungkapnya.
Disampaikan oleh Suprapti satu diantara 30 peserta pelatihan yang beralamat di Rt 22 Rw 06, menjelaskan tiga teknik membatik tanpa bahan kimia dengan proses cepat.
Teknik Ekoprint adalah dengan cara menempelkan daun di permukaan kain polos terus digulung. Gulungan kain tersebut dikukus sampai dua jam. Hasilnya, diangin-angin selama lima hari.
Teknik Ekoponding adalah dengan cara menempelkan daun dipermukaan kain polos lalu dipukul-pukul sampai rata dengan tekanan yang sama. Dikukus, barulah diangin-angin sampai lima hari.
Teknik Blengket adalah menempelkan daun dan ditutup plastik lalu digulung dan direbus. Barulah diangin-angin sampai lima hari.
“Motif kain sesuai daun yang digunakan. Contoh, motif janda bolong berarti menggunakan daun janda bolong dengan Teknik Blengket,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kristina, S.Pd selaku Ketua Tim Pelatih dari Lembaga Pelatihan Kerja Petarukan, menjelaskan bahwa teknik membatik yang disebut Ekoprint, merupakan teknik membatik dedaunan yang ditransfer pada kain katun yang polos.
“Ramah lingkungan sebab tidak menggunakan bahan kimia, bahkan pada pewarna kain. Dengan tiga teknik yang digunakan, semua dengan daun yang ada di lingkungan kita. Kalau prosesnya sudah selesai barulah dipermentasi selama lima hari. Untuk finishing, dalam mengunci warna agar tidak luntur, dengan tawas,” terangnya.
Sebanyak 30 peserta dengan ceriah, menerima piagam satu-satu, setelah melepas pin pelatihan. Foto bersama dan berjabat tangan.
(Kustajianto, Suhari)

