LAMPUNG- Pembangunan perekonomian Provinsi Lampung masih didominasi oleh sektor pertanian yakni sebesar 35,92 persen, untuk itu Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya meningkatkan akselerasi pembangunan pertanian menuju ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sambutan tertulis Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo yang dibacakan Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono saat membuka Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi untuk Memantapkan Ketahanan Pangan pada Era Masyarakat Ekonomi Asean Rabu (19/10/2016) di Hotel Emersia, dikatakan bahwa Potensi ekonomi dari sektor pertanian Indonesia, khususnya di Provinsi Lampung sangatlah besar.
Berdasarkan database Kementerian Pertanian Tahun 2013, untuk komoditas kopi, Lampung merupakan penghasil pertama di tingkat Sumatera dan di Indonesia atau sebesar 22,63% dari produksi Indonesia. Padi produksi terbesar ke-3 di Sumatera dan ke-7 di Indonesia. Jagung produksi terbesar pertama di Sumatera dan ke-3 di Indonesia. Daging sapi penghasil pertama di Sumatera dan ke-5 di Indonesia. Tebu terbesar pertama di Sumatera dan ke 2 di Indonesia atau 25,19% dari produksi Nasional, dan lada produksi ke 2 di Sumatera dan di Indonesia.
“Dengan berlimpahnya potensi pertanian yang kita miliki tersebut, Pemerintah Provinsi Lampung telah menyusun langkah-langkah strategis yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Lampung tahun 2014-2019 dengan Visi Lampung Maju dan Sejahtera 2019 dengan harapan dapan menghasilkan produk pertanian yang berdaya saing”, ujarnya.
Lebih lanjut Gubernur Lampung melalui mengatakan bahwa Pemprov Lampung menyambut baik kegiatan ini, agar pihak yang terkait didalamnya dapat menjadikan kegiatan ini sebagai wahana untuk menyusun peta daya saing komoditas pertainan untuk menjadikan dasar kebijakan pembangunan pertanian.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian RI Fajri Djupri dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ekspose dan seminar ini merupakan salah satu upaya desiminasi hasil pertanian dan pengembangan yang dihasilkan oleh para peneliti, dosen dan mahasiswa, pembuat kebijakan, pelaksana dan pengguna teknologi di bidang pertanian.
Pihaknya berharap melalui kegiatan ini dapat menjadi wahana pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan informasi antara para peneliti maupun dengan praktisi dan pengambil kebijakan serta berguna bagi upaya mewujudkan pertanian Indonesia di era MEA.
Dalam kesempatan yang sama Kepala BPTP Arivin Rivae menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan ini merupakan kerjasama pihak BPTP, Pemerintah Provinsi Provinsi Lampung melalui Balitbangnovda, Perhimpunan Agronomi Indonesia, Universitas Lampung, B2TP BPPT dan Politeknik Negeri Lampung.
“Dalam rangka memantapkan ketahanan pangan maka seluruh aktor pembangunan pertanian termasuk lembaga penelitian, perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah harus berperan secara aktif meningkatkan upaya-upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut dan diharapkan Seminar Nasional ini dapat menghimpun berbagai Agroinovasi Spesifik Lokasi dalam Memantapkan Ketahanan Pangan pada Era MEA”, katanya.
Ditambahkan oleh Kabag Humas Heriyansyah peserta seminar berasal dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia antara lain berasal dari Aceh, Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Balitung, Sumatera Selatan, NTB, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat serta Lampung. Turut juga hadir Anggota Fokorpimda Lampung, Rektor Universitas, Instansi dan SKPD Terkait di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung. (Jum)