Ketum PWDPI Minta Tragedi Arema Fc Versus Persebaya Diusut Tuntas

Jakarta ( Pena Berlian Online)– Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat ( DPP), Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia ( PWDPI), M.Nurullah RS menyatakan duka mendalam atas tewasnya 129 orang akibat insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. Tragedi Arema itu terjadi usai laga Arema Fc versus Persebaya.

Ketum DPP PWDPI, M.Nurullah RS menyatakan duka mendalam atas insiden ini. Kejadian ini diharapkan tidak terulang kembali.

“Selaku Ketua Umum DPP PWDPI serta jajaran menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya 129 orang usai pertandingan di Stadion Kanjuruhan. Semoga ini menjadi peristiwa memilukan yang terakhir di sejarah persepakbolaan Indonesia,” ujar Nurullah RS, pada Selasa (4/10/2022).

Keum PWDPI mendesak adanya tanggung jawab untuk seluruh keluarga korban dengan hadirnya santunan. Selain itu, aparat keamanan juga diminta mengusut tuntas penyebab kerusuhan.

“Kepolisian, PSSI dan Kemenpora harus bertanggung jawab atas kejadian mengerikan ini. Tidak bisa selesai hanya dengan saling melempar tanggung jawab,”Tegas Nurullah Panggilan Akrab M.Nurullah RS yang juga selaku Pimpinan Umum/Redaksi Media Duta Lampung dan Pena Berlian Group yang memiliki cabang di 32 Provinsi dan Malaysia.

Nurullah mengatakan, ratusan korban jiwa yang meninggal dunia usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut bukan perkara statistik, melainkan soal nyawa manusia.

“Korban itu bukan statistik, tapi tubuh bernyawa seperti kita,”ujarnya.

Nurullah menegaskan, bahwa setiap peristiwa yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa harus ada pihak yang bertanggung jawab.

Ketum PWDPI ini juga menyoroti penggunaan gas air mata saat upaya pengendalian massa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai laga derby antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Pasalnya, kata Nurullah, penggunaan gas air mata di dalam stadion dilarang oleh federasi sepak bola dunia atau FIFA.

Ketum PWDPI menyampaikan bahwa kericuhan dalam tragedi Kanjuruhan itu berawal dari kekecewaan suporter tim tuan rumah yakni Arema, yang turun ke lapangan tanpa dapat dikendalikan oleh pihak keamanan.(Rita).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *