KOMINFO LAMTIM (Pena Berlian Online) – Tak bisa di pungkiri Tungku yang berasal dari Kabupaten Lampung Timur sudah merambah sampai kepelosok pulau di Indonesia. Pulau Kalimantan salah satunya, diberbagai provinsi dan kabupaten, Tungku yang berasal dari Lampung Timur ini sudah banyak di temukan.
Tungku yang memilik sejarah awal diproduksi oleh perusahan home industri mulai dikenal tahun 1999, yang beralamatkan di desa Braja Luhur kecamatan Braja Selebah Lampung Timur. Banyak di minati di kalangan masyarakat pedesaan dan meningkat kalangan menengah kebawah, diminati karena ramah lingkungan dan hemat Bahan bakar.
Menurut salah satu pengecer Tungku, warga yang berasal dari kecamatan Braja Selebah Lampung Timur, yakni Surono (37). Dia sudah malang melintang selama 13 tahun di berbagai kota di indonesia mencari nafkah hanya sebagai pengecer Tungku secara berkililing dengan kendaraan motor. Ribuan bahkan sudah tak terhitung lagi tungku yang sudah Dia pasarkan.
“Khusunya di Kalimantan Barat, hampir 7 tahun saya berkeliling jualan Tungku ini. Di perbatasan antara indonesia dan Serawak Malaysia sudah menjadi jalan keseharian yang saya lewati, sambil menawarkan Tungku ini” kata Surono alias Kembar ketika di konfirmasi, (6/9/2019).
Surono menjelaskan bahwa, di tempatnya sekarang ini Tungku yang berasal dari Braja Selebah yang dia jual biasa di sebut dengan Tungku Ajaib oleh orang disekitarnya. “Mereka sering menyebut Tungku Ajaib, karena nggak ada Tungku seperti ini di sini” jelas Surono asli warga Lampung Timur yang sekarang menetap di kecamatan Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat.
Menurut data dari beberapa produsen Tungku dan para suplaiyer di kecamatan Braja Selebah, hingga 2015 sampai 2019 sudah sekitar 120.000 biji tungku perbulan kebutuhan yang dipasarkan dan tersebar di seluruh Nusantara. Khusus di Kalimantan mencapai sekitar 5000 biji/bulan Tungku yang berhasil di pasarkan.
“Untuk saya sendiri per satu pengiriman sebanyak 1300 tungku, bisa saya pasarkan selama 4 sampai 6 bulan. Di pulau Kalimantan nggak hanya saya sendiri ada sekitar 17 warga Lampung Timur yang bekerja seperti saya ini.” Ungkap Kembar yang aktif di media sosial Facebook dengan akun Onyus gedibalink jagad.
Sempat menyuarakan keluhan mengenai Hak paten Tungku tersebut, dia menjelaskan hal itu sudah dalam proses perlengkapan persyaratan yang di ajukan kepada instansi terkait.(Hendra/@nd&Putri)