Bandarlampung (PBO) -Umpu Junjungan Sakti Yang Dipertuan Sekala Brak Kepaksian Belunguh yang memegang tampuk pemerintahan sebagai Saibatin pada saat itu, bersama hulubalangnya pergi melawat ke Kesultanan Banten yang pada waktu itu nama kesultanan banten sangat termasyur.
Kedatangan rombongan Umpu Junjungan Sakti Yang Dipertuan Sekala Brak Kepaksian Belunguh di Kesultanan Banten bukanlah merupakan kunjungan resmi melainkan kunjungan layaknya seperti orang orang biasa (inc Gonito).
Rupanya di kota itu sedang terjadi bencana yang disebabkan oleh seorang anak kecil yang tidak ketahuan dari mana asal usulnya berjalan hilir mudik di sekeliling negeri, barang siapa yang melihat nya jatuh sakit kemudian. Bermacam macam cara dan ikhtiar untuk menangkap atau membunuh anak itu, tetapi tidak pernah berhasil.
Rakyat Kesultanan Banten telah banyak yang menjadi korban sehingga Sultan Banten Maulana Hasanudin mencanangkan sebuah sayembara yang diumumkan diseluruh pelosok negeri pada saaf itu, bahwa barang siapa yang dapat menangkap hidup atau mati anak kecil yang disebut “SIBUYUH/SEBUYUH” akan diberi hadiah separuh dari wilayah Kesultanan Banten.
Sayembara tersebut sampailah ke seluruh pelosok negeri tidak terkecuali sampai juga lah ditelinga Umpu Junjungan Sakti yang dipertuan sekala brak kepaksian belunguh bersama hulubalang-hulubalangnya.
mendengar pengumuman bunyi canang itu, Umpu Junjungan Sakti bersama hulubalangnya berikhtiar untuk menangkap dan mengalahkan Sebuyuh yang menjadi teror yang menakutkan bagi masyarakat Kesultanan Banten.
akhirnya ikhtiar tersebut berbuah manis, Umpu Junjungan Sakti Yang Dipertuan Sekala Brak Kepaksian Belunguh bersama hulubalangnya akhirnya dapat menangkap hidup hidup si pembuat teror tersebut,
Kesaktian Sibuyuh dapat dihambarkan oleh Umpu Junjungan Sakti, namun pada saat akan dihukum mati, ternyata sibuyuh tersebut kulitnya kebal dan tidak mempan dimakan senjata,
sampai masyarakat putus asa karena semua jenis senjata mereka gunakan tidak ada satupun yang dapat melukai kulit dari sebuyuh, akhirnya umpu junjungan sakti menggunakan sebilah keris pusaka dari Kepaksian Belunguh yang diberi nama “SENANTAN RANGUH”
dengan menggunakan keris tersebut kepala sibuyuh dapat diceraikan dari badannya, yang kemudian badan sibuyuh itu lalu dibagi-bagikan kepada masyarakat, sedangkan kepalanya diambil Umpu Junjungan Sakti untuk dibawa ke Sekala Brak.
sampai saat ini tengkorak kepala tersebut bersama dengan keris pusaka Senantan Khanguh masih di simpan dikenali oleh jurai Umpu Junjungan Sakti sebagai kenangan pada masa silam.
keberhasilan dari umpu junjungan sakti tersebut menjadi kabar bahagia bagi Sultan Banten dan Rakyat Kesultanan Banten, Kemudian Sultan Banten pun memanggil Umpu Junjungan Sakti bersama rombongan hulubalangnya dengan tujuan untuk memenuhi janjinya menyerahkan separuh dari wilayah Kesultanan Banten kepada Umpu Junjungan Sakti, pemberian itu ditolak dan umpu junjungan sakti pun menerangkan status kebangsawanannya di Sekala Brak sebagai seorang Raja, karena Sultan Banten tidak mau mengingkari janjinya maka pemberian dan rasa terimakasihnya dinyatakannya dengan jalan lain, yaitu mengangkat umpu Junjungan sakti sebagai saudara, dan sampai anak cucunya kelak dianggap sebagai Bangsawan Kesultanan Banten yang ditandai dengan pemberian beberapa pusaka dari Sultan Banten yaitu :
– 1 sarung keris besar (terapang) yang hampir 2 hasta panjangnya, terbuat dari emas dan ditatah dengan ukiran ukiran yang bagus, mata kerisnya tinggal pada Sultan Banten dan manakala dikelak kemudian hari ada orang membawa sarung keris yang jenisnya sama dengan yang diberikan Sultan dan sesuai ketika disarungkan, maka itu adalah pertanda bagi Sultan\ anak cucunya bahwa si pembawa sarung keris itu merupakan keturunan dari saudaranya yaitu Umpu Junjungan Sakti yang harus diperlakukan sama dengan keluarga Sultan Banten.
Sewaktu zaman Pangeran Jaya Dilampung pernah anaknya Ahmad Safei Suttan Ratu Pikulun beserta adiknya Barlian Raja Penggalang Paksi semasa beliau masih bersekolah di Batavia mampir di Banten dengan membawa sarung terapang dan di cocokkan dengan kerisnya dibanten, ternyata pas sekali.
Selain dari itu, anugerah yang diberikan oleh Sultan Banten diantaranya yaitu :
– Keris sarungnya dibuat dari emas dan gagangnya dibuat dari emas.
– Ikat pinggang dengan badungnya dari emas berukir.
– Dua gelang bung dari emas berlilit (hilang pada zaman belanda thn1938).
– Tempat tembakau dari emas berukir (diberikan sebagai tanda mata kepada residen bengkulu W.Y.R.zicok, sewaktu beliay akan berangkat ke negeri Belanda tahun 1932).
– 2 payung kebesaran atau payung agung.
– 2 tunggul atau panji2 kesultanan yg hampir 10 meter panjangnya.
– Dll
barang-barang pusaka tersebut sebagian masih digunakan oleh keturunan Umpu Junjungan Sakti Yang Dipertuan sekala Brak Kepaksian Belunguh dalam mengikuti Perhelatan Adat Paksi Pak Sekala Brak.
Dari perjalanan Umpu Junjungan Sakti melawat ke Banten berabad-abad kemudian di tempat tempat yang telah di lewatinya telah berdiri kampung kampung yang besar, bahkan ada yang telah berbentuk marga, seperti di kagungan (kota agung) menjelma menjadi Marga Belunguh kota agung, digedung pekuon ada 3 marga teluk betung, 3 marga way handak dan 4 pekon di cikoneng pantai banten.(Humas).

