Milioner Richard Branson Ungkap Niat Balas Dendam Trump

JAKARTA – Milioner Richard Branson menuliskan dalam blog-nya tentang isi percakapan dia dengan Donald Trump beberapa tahun lalu. Branson menilai Trump aneh setelah mengucapkan sumpahnya untuk membalas dendam dengan menghancurkan hidup lima orang di sisa hidupnya. Brandon tidak menyebutkan nama lima orang itu.

“Dia mulai menjelaskan pada saya mengenai bagaimana dia meminta bantuan kepada sejumlah orang setelah bangkrut terakhir ini dan bagaimana lima orang itu tidak mau membantunya. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan menghabiskan sisa hidupnya untuk menghancurkan lima orang itu,” kata Branson, pemilik perusahaan Virgin Group, dalam blog-nya yang dipublikasikan pada Jumat, 21 Oktober 2016.

Trump mengundang Branson untuk bertemu empat mata sambil makan siang saat itu. Branson menemuinya di apartemen Trump di Manhattan, Amerika Serikat.

Anehnya, dalam pertemuan itu Trump hanya membicarakan soal rencana balas dendamnya kepada lima orang itu. Branson kemudian memberikan saran kepadanya.

“Hal itu hanya akan menghancurkan dia dan akan lebih membuatnya hancur nanti. Pasti ada cara yang lebih konstruktif untuk menghabiskan sisa hidupmu,” kata Branson, yang memberikan saran kepada Trump.

Seusai pertemuan itu, Branson merasa terganggu dan sedih dengan pembicaraan yang dilakukannya dengan Trump yang kemudian menjadi kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik tersebut.

Brandon kemudian membandingkan isi pembicaraan empat matanya sambil makan siang dengan Hillary Clinton, kandidat presiden dari Partai Demokrat, baru-baru ini.

“Di sini kami membahas tentang reformasi pendidikan, perang terhadap narkoba, hak-hak perempuan, konflik di seluruh dunia, dan hukuman mati. Dia pendengar yang baik, sama baiknya sebagai pembicara. Karena dia memahami dengan baik, Presiden Amerika Serikat perlu mengerti dan lebih memahami lebih luas tentang isu-isu di dunia ketimbang disuguhi percekcokan pribadi,” kata Brandon memuji Clinton.

Di blog-nya, Brandon menulis keinginannya, ia ingin seorang pengusaha menjadi presiden di Amerika pada suatu hari nanti. Namun, ujarnya, bukan Trump. Brandon mendukung Clinton dalam pemilihan Presiden Amerika. (Sumber : Tempo.com).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *