Jika Allah ingin buka aip kita, tidak ada satu manusia yang bisa menutupi. Mungkin begitulah yang terjadi di salah satu kabupaten yang ada di ujung kulon yang tidak bisa saya sebutkan.
Alih-alih ingin bergaya bersih sebagai wakil rakyat, salah satu Ketua DPRD minta BPK agar mengaudit Kepala Desa terkait dugaan pennyimpangan dana desa justru malah kena demo.
Kejadian baru-baru ini, diduga karena tidak ingin diusik, ribuan aparat desa balik mennyerang dan melakukan unjuk rasa, meminta agar aparat penegak hukum mengusut anggota DPRD diujung kulon, dengan tuduhan korupsi anggaran oprasionl dewan.
Ini yang namanya angkat kayu keluar cacing, dan paling mantap jika dikasih judul saling Buka Borok”kata temen saya nyeletup saat nongkrong sambil minum kopi.
Saya berharap aparat penegak hukum yang dalam hal ini yakni, kepolisian dan kejksaan harus peka dalam permasalahan ini. Sebab bak pepatah tidak ada asap kalau tidak ada api. Meski tetap tidak melepaskan ungsur praduka tak bersalah, paling tidak sudah ada bukti awal untuk melakukan pennyelidikan.
Bahkan jika diperlukan pihak penegak hukum bisa juga melakukan pennyidikan, pasalnya dalam masalah ini, kedua pihak sudah saling menuding dan adu data, dan saling meyakini jika keduanya melkukan tindakan mennyalahi aturan.
Apa lagi, dari pihak yang demo dan didemo adalah sumber yang kompeten untuk diakui kebenarannya, mengingat mereka sama-sama wakil rakyat atau aparat pemerintahan.
Saya jadi geli-geli basah, jika melihat fenomena tersebut. Sebab jika aparat serius menindak dan ditemukan kebenaran informasi tersebut, saya tidak bisa membayangkan penjara yang ada di ujung kulon bisa penuh dan membludak. Hhhhaaa… Kayak berjamaah saja.
Mudah-mudahan semua baik-baik saja, dan bisa bicara satu meja dan saling berdamai. Bukankah damai itu lebih indah ketimbang masuk penjara. .?
Penulis : M. Nurullah RS (Pimpinan Redaksi)

