Ike Edwin Salam “L” Adalah Salam Bermartabat Lampung Jangan Di Jadikan Alat Politik Cagub

Pena Berlian Online(PBO)-Penggagas salam Lampung “L” Irjend Pol Ike Edwin meminta sejumlah pihak untuk tidak menjadikan salam Lampung sebagai alat politik.

Menurut mantan Kapolda Lampung, salam L yang digagasnya adalah bertujuan agar Lampung bermartabat.

“Salam L itu saya yang menciptakan dan sudah saya kampanyekan salam L Lampung, salam bermartabat. Meskipun itu ide saya namun saya tidak mengatakan itu salam milik saya, siapa saja boleh mengakuinya, karena tujuannya adalah salam L untuk kebanggaan masyarakat Lampung bermartabat,” katanya saat memberikan sambutan dalan acara HUT HIMALA (Himpunan Mahasiswa Lampung) yang ke 11 di STT PLN Rawa Buaya, Jakarta Barat, Selasa (25/4/2017).

Staf Ahli Kapolri bidang Sosial Politik ini menceritakan, awal mula dirinya mengkampanyekan salam Lampung “L”, sejak menjabat Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kapolwiltabes Surabaya hingga saat Kapolda Lampung.“Saya memperkenalkan salam Lampung sejak Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kapolwiltabes Surabaya hingga saat Kapolda Lampung dan kini saya sebagai Staf Ahli Kapolri Bidang Sospol tetap saya bangga mengajak Salam Lampunv bermartabat,” ujarnya.

Namun, lanjut Dang Ike Edwin, dirinya sangat menyayangkan jika Salam L dipakai untuk politik, misal Salam L Lampung menjadi Salam Lanjutkan, itu mencederai niat awal ditelurkannya Salam L sehingga tidak seharusnya dibawa ke ranah politik karena ini menjadi salam kebanggan masyakat Lampung.

“Saya tidak setuju jika Salam L dipelintir untuk kepentingan politik, yang saya dengan salam L jadi Lanjutkan, makanya saya mencetuskannya harus pakai tangan kanan, jari L menggunakan tangan kanan filosofinya buat yang baik-baik kata orang tua kita dulu, yang jelek-jelek di konotasikan tangan kiri, makanya Saya selalu menyarankan Salam L harus pakai tangan kanan”, imbuhnya.

Diketahui acara HUT Himala yang dihadiri Wakil ketua Komnas HAM, Ansori Sinungan, Pimpinan STT PLN, Raja Adat Kerajaan Maros dan Raja Kerajaan Pare-pare itu menggunakan bahasa Lampung dan kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *