Dunia Perfileman Alternatif Dunia Kerja dan Wirausaha

BISA JADI, saat ini adalah pertanda bangkitnya dunia perfilman Indonesia. Hal ini ditunjukkkan dengan beberapa film Indonesia mampu bersaing dengan film-film Hollywood yang kerap merajai bioskop-bioskop di tanah air.gumay-4
Sebenarnya bukan kapasitas saya untuk berbicara tentang dunia perfileman, namun demikian karena mendapat kesempatan membuka dan sekaligus menjadi moderator dalam Workshop & Nobar film ’25 Hari di Eropa’ di salah satu kampus ternama di Jakarta yang disampaikan seorang sutradara muda, penulis sekenario maupun script film mas Aditya Gumay bersama bintang dan crew-nya, pada 5 Desember 2016 mau tak mau akhirnya sedikit mendapat pencerahan dan ilmu seputar bagaimana menjadi sutradara, penulis sekenario. script dan menjadi pemain film (seni peran).

Saya tidak akan banyak cerita tentang perfilemannya, tetapi yang ingin saya sampaikan bahwa, dunia perfileman masih memiliki prospek yang cukup bagus dimasa yang akan datang dan dapat menjadi alternatif lapangan pekerjaan baru bagi naker dan mengembangkan dunia entrepreneur dibidang perfileman di tanah air.gumay-24

Namun sayangnya, hal ini tidak begitu banyak diketahui generasi muda, khususnya usia sekolah dan mahasiswa, selain itu disebabkan kurangnya informasi dan sosialisasi di masyarakat, padahal dengan kondisi jumlah Naker yang terus menerus meningkat baik lulusan sekolah menengah, diploma, sarjana maupun program master akan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia karena jumlah pengangguran yang besar sementara lapangan kerja sangat terbatas.
Terlebih di era kompetisi global termasuk dibukannya kran Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), akan membuat persaingan dunia kerja semakin ketat. Jika tidak diantisipasi sejak dini dan generasi penerus bangsa tidak memiliki bekal yang memadai jangan berharap negara kita akan mandiri, yang menjadi kekhawatiran justru menjadi penonton di negeri sendiri dan dapat dipastikan bonus demografi 2025 akan menjadi sia-sia.gumay-15
Pengetahuan dunia perfileman tidak begitu rumit dan memerlukan biaya tinggi jika generasi memahami dan memiliki bekal ilmu yang dibutuhkan. Saatnya departemen dan lembaga terkait memikirkan hal ini sehingga selain bekal ilmu yang sudah dimiliki dari sekolah atau kampus tak ada salahnya siswa maupun mahasiswa membekali diri dengan keahlian-keahlian (soft skill) yang terkadang tidak diperoleh di ruang kelas tetapi sangat berguna di dunia kerja atau dalam kontek membangun usaha (entrepreneur).

Khusus masyarakat Lampung baik pihak sekolah maupun kampus yang berkeinginan mengenal dunia perfileman dan bagaimana membangun bisnis khususnya dunia perfileman dapat langsung berkoordinasi dengan DUTA Lampung Grup dan Harian Pena Berlian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *