Djaharuddin : Pemilu Merupakan Realisasi dari Konteks Demokrasi

MESUJI ( PENA BERLIAN ONLINE)-Djaharuddin (55) Pengamat sosial di Kabupaten Mesuji Lampung mngatakan bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) adalah titik vital  yang sangat diperlukan bagi demokrasi.

Dalam temu wicara wartawan Pena Berlian Online, pada  Rabu, (1/05/2019), ia mengungkapkan untuk penyelanggaraan Pemilihan Umum dan Demokrasi Pemilu (2019), ia mengatakan bahwa Pemilu sangat vital dan bahkan menjadi ciri utama berlangsungnya demokrasi.

Djaharuddin menerangkan, Pemilu merupakan realisasi dari konteks demokrasi dan sangat universal diseluruh negara-negara bagian dimuka bumi ini. Di Indonesia Pemilu sering disebut sebagai pesta demokrasi. Dan pada kapasitas Pemilu serentak yang diselenggarakan oleh negara kita ( KPU) ternyata masih tidak sesuai dengan yang diharapkan, yakni pemilu yang berintegritas, jujur dan adil. Bahkan, tingkat pemilih khususnya di Kabupaten Mesuji masih belum mampu untuk menjadi bagian dari pesta demokrasi yang ideal ini.

“Pasalnya, banyak terdapat surat suara rusak juga pelanggaran-pelanggaran yang luput dari bagian penyelenggaraan pemilu ( Bawaslu). Fakta-fakta kegagalan tersebut antara lain dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan pemilih yang rendah bahkan masih banyak Tuna Aksara. Selain itu tim sukses dari masing- masing peserta pemilu sangat luar biasa meng-cover pemilih untuk tabulasi suara jargonnya,”Ujarnya.

Djaharuddin menambahkan, dengan Pemilu rakyat memiliki kebebasan untuk menyalurkan aspirasi untuk memilih pemimpinnya di pemerintahan maupun wakilnya di lembaga legislatif. Aspirasi yang berbeda-beda itu diekspresikan lewat pemilihan yang langsung, umum, bebas dan rahasia, ini merupakan bagian dari proses penyebaran demokrasi di seluruh dunia.

Meskipun demikian masih kata dia, Pemilu dipandang sebagai pesta tentang kebebasan berekspresi, sejarah juga mencatat berbagai konflik yang berkaitan dengan Pemilu di berbagai negara. Konflik dapat terjadi baik pada masa berlangsungnya tahapan-tahapan Pemilu, maupun pasca pemungutan suara.

“Harapan saya, untuk pemilu serentak tahun 2024 digagalkan saja. Lihatlah berita-berita yang ditayangkan di Televivi-televisi, setiap hari update mengenai musibah yang dialami pihak penyelenggara ( KPPS), panitia pengawas (Panwascam), pengawas tempat pemungutan suara (PTPS) bahkan pihak keamanan dari TNI serta POLRI. Ini bukti bahwa pemilu serentak tahun 2019 ini gagal,” Pungkasnya. (Indra/Budi) .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *