PESAWARAN (PBO)
Muhammad Aini, Ketua DPC PWDPI Metro diancam menggunakan diduga sajam jenis badik, oleh seorang mengaku tukang Parkir, dan ini terjadi di Rusunawa Lantai dasar blok A. Pelaku akhirnya minta maaf saat di laporkan di Polsek Metro Timur, Jum’at (03/03/2023).
Saat tiba di Polsek Metro Timur Muhammad Aini ditemani Istri sebagai saksi mata dan Sekretaris PWDPI Metro, Dwi. Sementara Dari Polsek Metro Timur Kanit Bhabinkamtibmas, Kanit Reskrim dan tiga Anggota Polsek lainnya.
Saat tiba, Ketua DPC PWDPI Metro menceritakan kronologi kejadian nya. Dianggap dan dinilai kurang memenuhi unsur kuat, akhirnya dari Kanit Reskrim dan Bhabinkamtibmas sarankan untuk berdamai dan ditempuh jalan tengah. “Karena ini salah paham, dan hidup akan indah jika memaafkan,” ucap Kanit Reskrim Metro Timur.
Muhammad Aini, Ketua DPC PWDPI Metro mengatakan “saya terancam dengan kejadian ini. Saya perlu perlindungan hukum, dan takut anak saya trauma makanya saya mau melaporkan,” kata Aini.
“Meskipun Beruntung saya dan keluarga tidak terjadi apa apa. Tapi harga diri dan martabat saya lebih berharga dan saya jaga itu. Tapi ya sudahlah, Alloh saja memaafkan apalagi kita manusia hanya ciptaan nya saja akhirnya kami sepakat damai,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengapresiasi langkah Polsek Metro Timur, yang menurut saya langkah tepat dalam penyelesaian maslahah ini.
“Memang tidak semua Kasus permasalahan harus berakhir di jeruji besi. Artinya ini mengedepankan sikap humanis. Masalah besar jadi kecil, kecil jadi tiada,” katanya.
Saya pun ikhlas menerima maaf. Sesama muslim kalau bisa kita yang minta maaf dahulu, dan itu lebih mulia Dimata Alloh.
Saya berharap kejadian ini jangan terulang, baik masyarakat Rusun maupun di luar Rusun. Karena semua permasalahan bisa diselesaikan dengan duduk bersama bukan cara kekerasan, sebab Negara kita Negara Hukum.
“Satu pesan saya, manusia tak luput dari salah dan dosa. Dan kalau kita hebat, kaya dan tinggi masih ada yang lebih lagi tinggi. Jangan bangga dengan semua itu, hanya Alloh yang maha segalanya,” cetusnya.
Kronologis kejadian.
Sekira pukul 11.30, WIB. Muhammad Aini sedang momong (bahasa Jawa) anak bungsunya berumur 5 Bulan di lantai dasar Rusunawa Iringmulyo.
Tak lama kemudian, datang lah S, mengendarai Motor Beat dan berhenti disamping saya sambil menggeber-geber motornya. Dan saya tidak terpancing saya diam saja pokus momong anak saya, jelasnya.
Lalu, S meninggalkan saya dan berhenti kembali tak jauh dari saya sekitar 10-20 meter dan lakukan hal yang sama namun tidak saya hiraukan pokus ke anak saya.
Kemudian S, melotot kearah saya sambil ngoceh seperti orang kesurupan dan menghampiri saya. Dan saya spontan berikan anak saya ke istri, sambil dalam hati ada apa.
Seketika itu S marah marah dihadapan saya, saya lupa ngomong apa karena saya bingung ada maslahah apa
Lalu, saya tak tinggal diam saya berdiri berkata “apa.” Spontan S mengeluarkan diduga sebilah pisau jenis badik dari pinggangnya.
Saya mencari posisi aman dan masuk sambil dilerai oleh istri saya takut terjadi hal tidak diinginkan saya mencari aman bergeser sedikit kedalam.
Sementara itu S, di Polsek Metro Timur mengaku kalau dirinya tersinggung kejadian kemarin kalau saya dikirinya mau nyerempet dia dan geber kendaraan kedia.
Bahasa itu pun di klarifikasi Muhammad Aini, kalau dirinya hendak Parkir ya saya minggir ditempat biasa parkir. Berhubung ada motor jadi saya ambil posisikan dulu disamping dia kebetulan dia ada disitu lalu mundur maksud saya, bukan sengaja mepet dia tidak. Dan geber kendaraan itu sudah kebiasaan saya ketika saya manaskan pagi dan pulang dari kerja, kata Ketua DPC PWDPI Metro.
Usai menandatangi surat kesepakatan damai. Lanjut photo bersama depan Polsek Metro Timur.(Yani).

