LAMPUNG TENGAH (PBO)-Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng) selain wilayahnya paling luas di Provinsi Lampung, juga dikelilingi sejumlah sungai yang potensial untuk budi daya ikan air tawar.
Melihat peluang itu, Bupati Mustafa akan menjadikan Lamteng sentra penghasil ikan baung. Pemilihan jenis ikan ini bukan tanpa alasan. Selama ini, ikan baung banyak dihasilkan dari sungai-sungai di daerah itu.
“Ikan baung punya nilai ekonomis yang tinggi dan selama ini banyak dijumpai di sungai-sungai di Lampung Tengah. Bagi saya ini adalah peluang atau potensi yang harus dikembangkan. Saya akan jadikan baung sebagai komoditas unggulan di Lampung Tengah,” ungkap Mustafa saat meninjau budidaya ikan baung di Kampung Simpangagung, Sabtu (11/3/2017).
Tak hanya mengandalkan sungai-sungai yang ada. Ke depan, bupati akan membentuk kelompok-kelompok tani yang akan membudidayakan ikan baung secara profesional. Mereka akan dilatih dan diberikan bantuan bibit untuk kemudian dikembangkan.
“Nanti kita juga akan jadikan ikan baung sebagai kuliner khas Lampung Tengah. Ketika mereka berkunjung ke sini, belum lengkap jika belum mencicipi ikan baung Lampung Tengah. Kami targetkan bisa memproduksi minimal 50 ribu ton ikan baung setiap tahun,” imbuhnya.
Dengan potensi dan SDM yang ada, Mustafa optimistis target tersebut dapat direalisasikan. Diharapkan budidaya ikan baung bisa membangkitkan roda perekonomian masyarakat khususnya petani-petani ikan di Lampung Tengah. “Ketika wisata kuliner juga berhasil dikembangkan, diharapkan Lampung Tengah bisa menjadi tempat persinggahan yang nyaman bagi para pengendara dan pendatang,” katanya.
Sementara itu, Kadis Perikanan Lampung Tengah Kuswadi Swardi menerangkan, selama ini Lamteng telah menjadi produsen ikan air tawar terbesar di Lampung. Namun untuk ikan baung, diakuinya, ikan jenis ini semakin langka, sementara permintaan sangat tinggi.
Untuk dapat memenuhi permintaan pasar, menurutnya, tidak bisa hanya mengandalkan tangkapan alam. “Harus kita budidayakan. Saat ini sudah ada 12 kelompok tani yang siap membudidayakan ikan baung, mereka tersebar di Trimurjo, Simpangagung, Kotagajah, Seputihraman dan Wayseputih,” paparnya.
Dia menambahkan, nilai jual ikan baung lebih tinggi dibandingkan ikan lainnya. Satu kilogram ikan baung berkisar Rp45-60 ribu. Jauh lebih tinggi dibandingkan ikan lele. Dari kandungan gizi, ikan baung juga jauh lebih baik karena mengandung banyak protein dan omega 3.
Bagi masyarakat yang ingin budidaya ikan baung secara mandiri, pemkab menyiapkan bibit baung dengan harga Rp300-500 per ekor ukuran 3 cm. “Di tengah tingginya animo terhadap ikan baung, saya rasa ini adalah peluang usaha yang menjanjikan bagi masyarakat. Menjamurnya rumah makan dengan menu baung, permintaan terhadap ikan ini terus meningkat,” katanya.
Ke depan, kata dia, akan membuat pelatihan pembuatan pakan ikan ekonomis, sehingga petani tidak ketergantungan dengam pakan ikan pabrikan. Di sisi lain, pakan ekonomis juga dapat menekan ongkos produksi petani menjadi lebih murah.
“Apa yang menjadi target Pak Mustafa menjadikan Lampung Tengah sebagai sentra penghasil baung Insya Allah bisa direalisasikan. Bahkan target kami bisa memproduksi hingga 100 ribu ton ikan baung, minimal 50 ribu ton siap dipasarkan di seluruh Lampung,” tutup Kuswadi.(*).
Sumber : Harianlampung.com.