Dzaki Pasien Usus Buntu Meningal, Kinerja Rumah Sakit Mitra Husada Patut Dipertannyakan

PRINGSEWU (PENA BERLIAN ONLINE)-Kinerja para tenaga medis Rumah Sakit Mitra Husada, Kabupaten Pringsewu, Patut dipertanyakan. Pasalnya sudah bannyak para pasien rumah sakit tersebut diduga kuat meninggal akibat kelalaian rumah sakit setempat.

Bahkan bannyak kalangan atau masyarakat menduga bannyaknya pasien rumah Sakit Mitra Husada, meninggal akibat Mal Praktek.

Seperti yang dialami oleh, Dzaki, pasien asal Pringsewu yang mengalami usus buntu akhirnya meninggal dunia pada pukul 19.25 Wib di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek (RSUAD), Kamis (7/9/2017).

Sebelumnya, di RS Mitra Husada Pringsewu telah dilakukan operasi disalah satu ususnya Dzaki. Tetapi dengan semakin parahnya kondisi Dzaki dan justru perutnya terkena iritasi dan terbuka lebar.

Rumah sakit Mitra Husada Pringsewu tidak sanggup menanganinya, lalu di rujuk ke rumah sakit Abdoel Moeloek Bandarlampung. Rujukan langsung dibuat oleh dokter Devi Mariyati yang menjabat sabagai Kasi Rujukan Dinas Kesehatan Pringsewu.

Bahkan, keluarga Dzaki meski oprasi gagal yang dilakukan oleh pihak medis Rumah Sakit Mitra Husada, harus membayar hutang biayaya rumah sakit mencapai Rp40 juta lebih. Untung saja bannyak yang peduli terhadap Dzaki, mulai dari pejabat setempat serta masyarakat, sehingga ahirnya pihak rumah sakit membebaskan biaya tersebut.

Terpisah, beberapa tahun lalu, Kepolisian Daerah Lampung memastikan kematian tiga pasien di Rumah Sakit Mitra Husada Kabupaten Pringsewu akibat penggunaan Bupivacaine Spinal yang diberikan saat pembiusan sebelum prosesoperasi kepada pasien bersangkutan.

Kepala Bidang Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih, di Bandarlampung, Kamis malam, mengatakan, tiga pasien yang meninggal dunia di RS Mitra Husada itu, adalah Suripto, 67, menjalani operasi tumor pada betis kiri pukul 16.30 WIB dan waktu kematian pukul 23.20 WIB.

Selanjutnya, Devi Franita, 30, proses melahirkan/caesarean tindakan operasi pukul 22.00 WIB kemudian meninggal dunia Selasa (5/4) sekitar pukul 02.00 WIB, dan Reyhan Mahardika, 16, operasi Varicocel Bilateral, pelaksanaan operasi pukul 15.30 WIB dan meninggal dunia pukul 03.35 WIB.

“Ketiga pasien ini diberikan pembiusan spinal pada tulang punggung oleh dr Edi Pramono dan asisten dokter Mustova sebelum operasi berlangsung,” kata Sulistyaningsih.

Menurutnya, keterangan itu merupakan hasil pemeriksaan dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Lampung yang secara maraton melakukan pengecekan atau penyelidikan di lokasi kejadian tersebut.

Sebanyak 10 ampul masih tersisa lima ampul Bupivacaine dalam satu boks, sehingga masih ada dua lagi yang telah dipergunakan kepada pasien.

“Mudah-mudahan yang dua itu tidak akan menjadi persoalan, sehingga menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan lagi,” kata dia.

Terkait jenis obat bius Bupivacaine Spinal, Sulistyaningsih menyebutkan, obat bius itu merupakan obat yang diproduksi oleh Bernofarm, dan masih akan didalami serta dikoordinasikan kepada pihak Balai POM dan IDI terkait keberadaannya.

Ia melanjutkan, dari hasil pemeriksaan tersebut pihaknya akan segera melakukan gelar perkara serta pembuatan laporan perkara.

“Apabila memenuhi unsur pidana, maka kami akan melakukan pemeriksaan terhadap dokter anastesi yang melakukan operasi pada Senin 4 April lalu,” kata dia.

Pihaknya juga akan melakukan pengecekan ke Balai POM terkait obat tersebut serta mengkoordinasikan dengan IDI terkait standar operasional prosedur (SOP) berjalan tindakan operasi di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.

Berkaitan kasus itu, Kementerian Kesehatan membenarkan beredar imbauan untuk menghentikan sementara penggunaan salah satu produk injeksi obat bius tersebut. Penyelidikan tengah dilakukan terkait kematian pasien yang diduga karena obat tersebut.

“Terkait berita meninggalnya tiga pasien pasca-operasi di RS Mitra Husada Pringsewu Lampung, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan edaran penghentian sementara pemakaian obat bius yang digunakan saat operasi kepada pasien tersebut,” kata Oscar Primadi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kamis.

“Kemenkes juga membentuk tim investigasi terpadu untuk menyelidiki penyebab kematian pasien dan membuktikan adanya dugaan kejadian tidak diharapkan (KTD) sentinel,” lanjutnya. Tim ini terdiri dari BPOM, organisasi profesi, dan asosiasi rumah sakit, seperti dilansir dari Metrotvnews.com. pada Jumat, (8/4/ 2016).

Baca : http://news.metrotvnews.com/peristiwa/ybJzlDWb-tiga-pasien-rumah-sakit-mitra-husada-tewas-akibat-obat-bius.

Ditemui secara terpisah pula, kasus dugaan Mall praktek juga yang dilakukan oleh pihak rumah sakit Mitra Husada, dialami oleh salah satu mantan Kepala Pekon, Kecamatan Pardasuka, kabupaten setempat, yang enggan disebut namnya.

Narasumber menceritakan, jika beberapa tahun yang lalu istrinya meninggal dunia pasca oprasi pengangkatan batok kepala di rumah sakit Mitra Husana. “Istri saya juga meninggal di Rumah Sakit Husada usai dilakukan oprasi pengangkatan batok kepala,”ungkap narasumber.

Narasumber mengatakan, sebelum meninggal dunia istrinya mengeluh kesakitan kepala. Lalu masih kata narasumber, istrinya langsung dilarikan kerumah sakit setempat.

“Ahirnya pihak dokter rumah sakit memutuskan istri saya dioprasi. Bahkan setelah meninggal dunia batok kepala istri saya tidak dipasang kembali dan saya bawa pulang untuk dikuburkan bersama jasatnya,”beber narasumber.

Terpisah, salah satu anggota DPRD Kabupaten Pringsewu, dari Fraksi PKB, M. Lahudin saat dimintai tanggapan masalah tersebut mengatakan, kasus meninggalnya Dzaki saat ini sedang dalam penyelidikan oleh aparat penegak hukum.

“Kasus meninggal nya Dzaki saat ini serdang dalam proses penyelidikan oleh aparat penegak hukum,”ujar Lahudin singkat, pada Jum’at (8/9/2017).

Sementara itu, pihak Direktur Rumah Sakit Mitra Husada, hingga berita ini diturunkan belum juga bisa dimintai tanggapan terkait masalah tersebut. Bahkan pihak Direktur rumah sakit meminta para awak media untuk konfirmasi kepada kuasa hukum yang telah ditunjuknya. (Tim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *